Jumat, 28 Agustus 2009

MAFFA

Sudah banyak coretan-coretan untuk memberimu sebuah nama. Sebagai doa yang menyertaimu sampai kau besar. Harapan dan cita-cita menjadikanmu kuat laksana kesatria pemberani. Agar hidupmu kelak tangguh menghadapi semua rintangan dan cobaan. Akhirnya mimpi itu datang memberi dua nama untuk dipilih. Sebuah kata yang artinya sangat bagus. Nama penyambung untuk nama yang sudah ada ketika ibumu masih remaja.

Maffa atau singkatan dari Muhammad Farrell Alfarisi yang artinya Kesatria berkuda yang sangat terpuji. Semoga nama ini menjadikanmu bangga akan orang tua, menjadikanmu anak lincah, sholeh dan sehat . Diusiamu yang 5 bulan ini sungguh hari-hari yang tak terlupakan. Semakin pintar tersenyum untuk semua orang. Teriakan-teriakanmu sudah terdengar sampai ke lantai bawah. Hidup ini terus berjalan menandakan kau semakin besar. Semua menjadi tak biasa karena ku tak kemana-mana ketika libur bekerja. Hanya untuk menemanimu bermain dan tertawa. Sampai kapan pun Ayah selalu mencintaimu.

Tunjukanlah kepada kakakmu bahwa kamu sayang. Meskipun sulit melihatnya mudah-mudahan kamu bisa merasakan. Kami memang belum memberinya nama tapi cukup panggil saja kakak. Karena Allah SWT Maha Mengetahui atas Segalanya.

Senin, 24 Agustus 2009

BUNGA MAWAR

Kupastikan malam ini begitu panjang. Dalam gelap tersirat harapan akan bunga mawar didalam hati. Sepenuh kasih bercerita akan harumnya bersemi. Mengalir keseluruh pembuluh darahku. Hingga bermuara ke pusat jantung. Berdetak kencang hingga terdengar seakan ingin keluar dari bajuku. Ingin aku bercermin melihat wajahmu dan bergetar seolah-olah kau peluk.

Bunga mawar didadaku terus bertambah besar dan cantik. Duri tajam tertancap diserat-serat tulang rusuk mudaku. Akarnya sudah jauh menjalar ke kaki sebelah kiri. Terbenam ke tanah hingga aku tak bisa bergerak. Sampai kapan kau tumbuh dan mengikutiku. Sudah tujuh kuntum mawar belum juga menjauh. Bunga Mawarku kau sungguh mengoda.

Rabu, 19 Agustus 2009

Putih menjadikan ku hitam

Apakah yang hina itu pastilah tercela?. Apakah yang tercela itu membuat jadi teraniaya?. Apakah orang teraniaya begitu terhina?. Atau ada kata lain untuk menggambarkannya. Betapa buruk lukisanku terpajang didinding rumahMu. Kubiarkan saja berubah menjadi hitam karena ku sudah bosan menjadi putih.

Hitam kelam seperti air comberan, sehitam bertong-tong aspal. Tercelalah mereka sampai terkubur dalam lapisan tanah yang paling dalam. Hanya cacing-cacing yang bisa mendengar bualan-bualan itu.

Selamat hari ini dan kemaren kaulah sang juara tapi lain hari kaulah yang dibelakangku. Melihatku didepan sungguh sedih bukan??. Semoga dapat lama menatap punggungku karena ku akan berlari hingga nafas ini habis diujung sana. Aku kan senang jika mati lebih dulu darimu. Menjadi setan mengerayangi, mengusik hidup mewahmu. Menjadi pengikut jahatmu sepanjang hari. Berbuatlah sesukamu karena ku catat semua itu.

Baju putih ini jadi saksi.... saya bersumpah ..... saya berjanji...... kobarkan terus kebencian sepanjang malam. Buang semua kasih sayang dan uraikan saja. Seperti penyakit hinggapi mereka agar panas dingin suhu badannya. Berdoalah karena malaikat pastilah kan datang walaupun sekedar berbisik dan menegur.

Kamis, 13 Agustus 2009

KUAT

Ibuku menjadikan aku anak yang kuat. Ayahku mendidik aku supaya bisa bertahan hidup. Saudara-saudaraku memberi warna yang berbeda-beda. Kuat dan bertahan hiduplah aku sekarang. Belajar mengenal siapakah Tuhanku yang ada saatku lahir. Belajar bercinta saat dewasa, berkelahi sambil mencari belaian seorang wanita. Tentunya seorang putri kerajaan dari negeri seberang. Itu saatku masih sangat-sangat muda.

Seperti dongeng menarik saat malam hari aku ini. Sebentar ada, lain waktu pergi entah kemana. Kini aku mencoba mengingat kembali ilmuku saat itu. Menjadikan aku kembali kuat dan perkasa. Membangun semua mimpi diatas batu kali, tenang dan terus mengalir. Aku tak sedang bermimpi kali ini.

Rabu, 12 Agustus 2009

KUNCI YANG SALAH

Kenyataanya adalah semua salah. Apapun alasannya tak ada celah untuk benar. Menjadi dua ataupun tiga pastilah sangat sulit. Satu yang ada bahwa tanggung jawab sampai kapanpun. Merasa bukanlah kepastian, yang ada malah resah semalam.

Tangis bintangpun pasti kan terdengar. Jauh tentu ragam pandanganmu. Bintang tak sendiri rasakan hamparan bimbang ini. Maaf ini bukanlah janji. Bukan pula bualan-bualan manis penyejuk hati. Permainan ini menjadi kunci yang salah kumasukan. Kunci yang tak membuka satupun pintu didepanku.

Terima kasih kau telah memberi izin yang cukup sulit. Mudah sekali memang khayalanku saat itu. Adakah dia kan datang saat ku butuh semua untuk mimpi-mimpiku ini. Menjadi Raja untuk kalian semua seindah sekali.

Kamis, 06 Agustus 2009

SELAMAT JALAN ...MBAH

"Tak Gendong kemana-mana.....Tak Gendong kemana-mana .....Haaa Haaa Haaa"

Aku sangat suka lagu ini. Bernyanyi bersama dengan anakku. Walau terasa singkat ia datang tapi semua jadi bisa bernyanyi dan tersenyum. Menjadi tenar diusia senja memang bukan pilihan. Biar pada akhirnya sukses itu datang terlalu singkat. Perjuanganmu menghibur semangat anak-anak muda sangat mulia.
Mungkin sudah berakhir Mbah menghibur di dunia ini. Tuhan ingin Mbah di tempat lain agar mereka juga bisa merasakan betapa berat suaramu. Hidupkanlah terus karyamu bersama tawa-tawa penuh riang. Karena kita semua sayang Mbah....


Terima Kasih Mbah atas nyanyianmu.
( untuk Mbak Surip selamat jalan semoga diterima disisiNya.... Amin )

Senin, 03 Agustus 2009

RAJANYA BAU

Seorang anak bertanya kepada bapaknya ketika berpapasan dengan seorang pemulung tua renta.
Anak : "Pak orang itu ngapain sih ngorek-ngorek tempat sampah? ".

Bapak : "Orang itu sedang mencari pengalaman".

Anak : "Maksudnya?".

Bapak : "Tidak semua orang bisa bekerja seperti orang bapak itu. Ditempat sampah banyak sekali ilmu kehidupan yang bisa dipelajari. Sampah adalah gudangnya ilmu".

Si Anak mendengarkan sambil terus mengamati pemulung tadi.

Anak : "Terus?".

Bapak : "Iya... Sampah adalah sumber segalanya. Mereka Rajanya bau dan rakyat-rakyat mereka adalah bukanlah masyarakat. Lebih baik menjadi sampah didalam tumpukan sampah bukan?. Daripada menjadi sampah didalam rumah. Mereka akan busuk & terurai bersama-sama. Sampah adalah rejeki yang datang ketika mereka sulit mencari kerja.

Anak : "Apakah mereka senang?".

Bapak : "Tentu tidak. Diantara mereka sangat tidak bersahabat kepadaNya. Menjadi pemarah dan iri hati. Lain waktu mereka sangat baik dan saling membantu".
Anak : "Mereka marah kepada Tuhan?".
Bapak : "Sebagian seperti itu tapi masih ada yang penuh keikhlasan mengabdi. Yang mereka harapkan adalah makin banyak orang-orang bodoh yang membuang sampah. Sampah adalah dosa-dosa rumah yang harus dimintakan ampun. Pemulung sangat suka orang-orang yang berbuat dosa. Barang-barang yang mereka lemparkan selalu menangis. Mereka tidak berguna lagi.

Anak : "Apakah kita tidak boleh membuang sampah? ".

Bapak : "Bisakah?? Apakah kamu takut dosa??".

Si Bapak tidak melanjutkan bicaranya dan berlalu meninggalkan tempat mereka berdiri.